KKP Tingkatkan Perlindungan Hiu dan Pari
Suwardi Sinaga - Sabtu, 25 Januari 2025 15:18 WIB

KKP
Rakor Pengelolaan Hiu dan Pari di Indonesia.
indomedia.co -Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng mitra internasional untuk meningkatkan perlindungan terhadap hiu dan pari. KKP baru-baru ini meluncurkan program strategis berjudul "Penguatan Kapasitas Indonesia untuk Mengurangi Perikanan dan Perdagangan Hiu dan Pari Ilegal."
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara KKP, Yayasan Rekam Nusantara, Centre for Environment, Fisheries and Aquaculture Science (CEFAS) Inggris, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Liverpool John Moores University, yang didukung oleh pendanaan dari IWT Challenge Fund Pemerintah Inggris.
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) KKP, Victor Gustaaf Manoppo, menjelaskan bahwa KKP telah menetapkan perlindungan penuh untuk spesies-spesies penting, seperti hiu paus, hiu berjalan, pari manta, pari gergaji, pari kei, dan pari sungai. Hingga saat ini, sebanyak 28 kawasan konservasi dengan luas 5,75 juta hektar telah didedikasikan untuk melindungi hiu dan pari sebagai bagian dari komitmen strategis KKP.
"Pengelolaan hiu dan pari membutuhkan kolaborasi lintas negara, karena biota ini tidak hanya memiliki peran ekologi yang penting, tetapi juga bermigrasi melintasi perairan antarnegara. Ini merupakan tantangan global yang memerlukan respons bersama," ungkap Victor di Jakarta, Jumat, 24 Januari 2025.
Program ini menekankan tiga aspek utama: legalitas, ketelusuran, dan keberlanjutan. Melalui langkah ini, KKP berharap dapat memperkuat kelembagaan serta memberikan rekomendasi strategis untuk pengelolaan hiu dan pari secara berkelanjutan di Indonesia.
Penguatan Kolaborasi
Ketua Yayasan Rekam Nusantara, Irfan Yulianto, menambahkan bahwa pendekatan berbasis riset, peningkatan kapasitas masyarakat, serta penerapan teknologi inovatif akan menjadi elemen kunci dalam program ini. "Kami berupaya membangun kolaborasi yang solid dengan berbagai pihak untuk keberhasilan konservasi ini," kata Irfan dalam Rakor Pengelolaan Hiu Pari yang berlangsung di Jakarta pada 15-17 Januari lalu.
Dukungan penuh juga datang dari Pemerintah Inggris. Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Amanda McLoughlin, menyampaikan apresiasi terhadap komitmen Indonesia sebagai negara perikanan terbesar dan produsen hiu terbanyak ke-8 di dunia.
"Kami mendukung sepenuhnya program ini melalui pendanaan dan kerja sama erat dalam konservasi hiu dan pari," ujar McLoughlin.
Sementara itu, Marine Wildlife Trade and Bycatch Lead CEFAS, Joanna Murray, menjelaskan bahwa proyek ini akan mencakup berbagai fokus utama, termasuk melibatkan sektor swasta untuk meningkatkan kepatuhan, mengembangkan program peningkatan kapasitas untuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam hal identifikasi spesies hiu, mitigasi tangkapan sampingan, pengumpulan data, standarisasi pengumpulan data untuk mendukung keberlanjutan perikanan lokal dan ekspor, serta pengembangan generasi ahli hiu Indonesia melalui program beasiswa PhD.
Peluncuran program ini sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, yang memprioritaskan konservasi laut sebagai strategi nasional untuk menjaga kelestarian ekosistem perairan dan mendukung pembangunan berkelanjutan. ***
Baca berita dan artikel Indomedia.co lainnya di Google News
Ikuti berita dan artikel lainnya di Saluran WhatsApp Indomedia.co
Editor
: Suwardi Sinaga
SHARE:
Tags
Berita Terkait

Buaya Muara Terjerat Pancing Nelayan di Donggala

Ikan Mati Massal di Waduk Jatiluhur

KKP Amankan 2 Kapal Ikan Melanggar Ketentuan Alat Tangkap

KKP Perkuat Hilirisasi Rumput Laut di Karawang

Raja Ampat Semakin Mendunia

KKP Segel 453 Ton Bahan Baku Pakan Ikan Impor PT PCIM dan PT CMK
Komentar