Mochammad Afifuddin Anggota KPU RI Raih Penghargaan Santri of The Year 2023

Suwardi Sinaga - Sabtu, 04 November 2023 14:38 WIB
Mochammad Afifuddin Anggota KPU RI Raih Penghargaan Santri of The Year 2023
KPU RI
Anggota KPU RI Mochammad Afifuddin menerima penghargaan Santri of The Year 2023 dari INC bekerja sama dengan MPR dan Majlis Pesona (Pecinta Sholawat Nusantara) Kategori Santri Inspiratif Bidang Kepemimpinan Nasional.
Indomedia.co -Mochammad Afifuddin, Anggota KPU RI, menerima penghargaan Santri of The Year 2023 dari Islam Nusantara Center (INC) bekerja sama dengan MPR dan Majlis Pesona (Pecinta Sholawat Nusantara) Kategori Santri Inspiratif Bidang Kepemimpinan Nasional.

Penghargaan diberikan oleh perwakilan MPR RI Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, di Gedung Nusantara IV Komplek Gedung DPR RI/ MPR RI, Senayan, Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023.

Dilansir dari laman resmi KPU RI, Sabtu, 4 November 2023, Penghargaan Santri Inspiratif Bidang Kepemimpinan Nasional ini diberikan kepada tokoh/figur serta pesantren yang telah memberikan sumbangsih prestasi dalam bentuk gagasan inovatif sekaligus kerja dan karya nyata mereka di masyarakat, juga untuk memberikan suri tauladan bagi generasi muda/ generasi milenial serta masyarakat umum agar lebih giat membangun bangsa dan negaranya.

Nominator Santri Inspiratif Bidang Kepemimpinan Nasional Tahun 2023, yakni Mochammad Afifuddin (Anggota KPU RI), Dr. Nurul Ghufron, S.H., M.H (Anggota KPK), dan Ai Maryati Solihah (Anggota KPAI). Melalui vote di laman https://santriinspirasi.com/, rapat dewan juri dan mempertimbangkan rekam jejak, kiprah serta masukan masyarakat, dengan total yang masuk berjumlah 7.900 votes.

Berikut perolehan suara untuk para nominator. Mochammad Afifuddin, 4.342 votes (55%), Dr. Nurul Ghufron, S.H., M.H, 2.377 votes (30%,), dan Ai Maryati Solihah, 1.181 votes (15%).

Dalam testimoninya usai menerima penghargaan, Afif mengatakan bahwa yang paling penting bagi semua sebagai santri adalah silaturahim di setiap forum, menguatkan ikatan batin dan ikatan silaturahim badaniyah dan rohaniah kita.

Afif merefleksikan dua hal yang diajarkan oleh para kiai. Pertama adalah belajar tentang konsistensi atau keistiqomahan. Kedua, belajar tentang bagaimana menghormati atau belajar dari orang lain atau ilmu, dari mana pun dia berasal.

"Sebagai santri tentu saya ingin memberikan rasa syukur sekaligus terima kasih kepada para guru, para sepuh para, masyayikh (guru/pengasuh pesantren) yang sudah mengajarkan kepada kita semua bagaimana berbuat baik, menghormati sesama dan menghargai ilmu pengetahuan, sehingga kita sampai pada situasi yang seperti ini," kata Afif.

Tak lupa, Afif mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang sudah menitipkan kepada kiai.

"Kita saat dulu masih kecil tidak pernah tahu besarnya mau jadi apa santri itu. Saat kita belajar kitab dari halaman ke halaman, kita nggak tahu mau jadi apa," tambahnya.

Afif menyakini, saat ini santri bisa jadi apa pun. Menurutnya, kesabaran santri untuk belajar semua materi di pesantren, telah mengantarkan kita pada situasi saat ini.

"Ketekunan, keistiqomahan lebih penting daripada 1000 kekaromahan, kata kiai-kiai dulu," tegasnya.

Afif juga mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada istri, Nur Arofah istri yang selalu membersamai dalam seluruh aktivitas sejak bertemu.

"Kebetulan istri saya santriwati juga, santrinya Kiai Ilyas Ruhiat, yang juga mendapatkan anugerah tadi," ucapnya.

Afif berharap inspirasi ini juga bisa menjadi penyemangat buat para santriwan, santriwati di manapun berada untuk tetap semangati bahwa belajar apapun, belajar di manapun, di pesantren, dari siapapun, yang penting itu, ambil yang baik, karena menurut Afif, semua orang adalah ilmu pengetahuan. Pada saatnya semua ilmu itu akan bermanfaat, jika digunakan untuk kebaikan. Santri akan bisa bermanfaat, jika para santri mendedikasikan dan mengamalkan seluruh amal kebaikan.

Afif mencontohkan misalnya dalam urusan pemilu sebagaimana dirinya direpresentasikan saat ini.

"Sejak Tahun 99 saya di dunia mahasiswa, di dunia LSM, kemudian jadi Bawaslu sampai sekarang 2023, urusannya pemilu terus. Kalau tanpa keistiqomahan, tanpa konsistensi tidak ada cerita dari tahun 99 sampai 2023. Ini membuktikan bahwa Al Istiqomah Khoirun Min Alfi Karomah," pungkasnya. (***)

Baca berita dan artikel Indomedia.co lainnya di Google News

Editor
: Suwardi Sinaga
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru