Pratikno: Rektor PTNU Lebih Berat Dari UGM

Ahmad Rozali - Rabu, 08 Maret 2023 20:32 WIB
Pratikno: Rektor PTNU Lebih Berat Dari UGM
Diskominfo Sumut
Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf, Mensesneg Pratikno, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, Ketua BPIP Yudian Wahyudi dan lainnya, foto bersama pada pembukaan Rakernas LPTNU dan Konferensi Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama, di Medan, Rabu, 8 Maret 2023.
indomedia.co -Menteri Sekretaris Negara Prof Pratikno mengatakan bahwa tanggung jawab sebagai Rektor Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) lebih berat dari pada menjadi pimpinan perguruan tinggi negeri (PTN). Sebab tantangan sebagai Rektor PTNU lebih kompleks dari pada Rektor PTN.

Memimpin perguruan tinggi negeri, kata Pratikno, mudah dilakukan karena sistem telah terbentuk dengan baik. Selain itu, terdapat bantuan dari pemerintah yang rutin diberikan baik untuk institusi maupun tenaga di dalam PTN.

"Saya pernah menjabat banyak posisi, mulai Kaprodi hingga Rektor di UGM. Karena kalau jadi Rektor UGM, USU, UIN, itu dibantu sama Pak Mendikbud. Gedung dibuatkan, Dosen digaji. Makanya rektor perguruan tinggi negeri itu semi-semi autopilot itu jalan aja itu. Tapi kalau saya diminta jadi rektor perguruan tinggi, waduh berat. Berat sekali," kata Prof Pratikno di dalam Acara Rapat Kerja Nasional dan Konferensi Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama di Medan, Rabu, 8 Maret 2023.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa sebagian besar PTNU memiliki persoalan finansial seperti gedung, gaji dosen, hingga jumlah mahasiswa yang terbatas.

"Mahasiswanya sedikit. SPP-nya murah, Dosennya sedikit, terkadang gajinya ada yang di bawah UMR, dan kadang tidak punya gedung sendiri," ujarnya.

Sejumlah tantangan itu tidak didapatkan di perguruan tinggi negeri yang telah stabil. Oleh karena itu, pimpinan PTNU tidak bisa hanya seorang akademisi yang tidak mengerti manajemen.

"Tantangan kita Perguruan Tinggi NU dengan PTN berbeda. PTN bisa dipimpin akademisi profesor yang tidak tahu manajemen, itu jalan aja. Tapi pimpinan PTNU harus juga mengerti manajemen," katanya.

Namun demikian, PTNU menurutnya memiliki kekuatan besar karena jumlahnya yang banyak. Saat ini, lanjut dia, jumlah Perguruan Tinggi NU lebih dari 250. Jumlah tersebut dapat dijadikan kekuatan jika dikonsolidasi dengan baik.

"Nampaknya harus ada kesadaran bahwa mau-tidak mau konsolidasi harus dilakukan. Dan bagi tugas penting," tegasnya.

Ia berharap, acara ini dapat melahirkan mekanisme kolaborasi yang baik sehingga kekuatan PTNU yang besar dapat dikonsolidasikan dengan efektif untuk membangun pendidikan tinggi dan meningkatkan kualitas pendidikan kita sehingga berkontribusi untuk masa depan bangsa.

Acara dilaksanakan selama dua hari, Rabu-Kamis, 8-9 Maret 2023. Acara ini diikuti oleh lebih dari seribu peserta dari 300 PTNU. Hadir pula perwakilan dari PTN dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), serta perguruan tinggi swasta (PTS). (***)

Baca berita dan artikel Indomedia.co lainnya di Google News

Editor
: Suwardi Sinaga
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru