Kemenperin Bangun Pusat Flavor dan Fragrance Minyak Atsiri di Bali

Suwardi Sinaga - Sabtu, 25 Januari 2025 14:40 WIB
Kemenperin Bangun Pusat Flavor dan Fragrance Minyak Atsiri di Bali
Kemenperin
Dirjen Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika menyatakan bahwa pembangunan PFF Bali akan berperan penting sebagai pusat inovasi, produksi, dan inkubasi bisnis berbasis minyak atsiri, Jumat, 24 Januari 2025.
indomedia.co -Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berkomitmen untuk mendorong hilirisasi produk minyak atsiri, guna memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pembangunan Pusat Flavor dan Fragrance (PFF) di Denpasar, Bali.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyatakan bahwa pembangunan PFF Bali akan berperan penting sebagai pusat inovasi, produksi, dan inkubasi bisnis yang berbasis minyak atsiri.

"PFF Bali diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan produk minyak atsiri untuk berbagai industri, seperti flavor, fragrance, dan wellness," ujar Putu, dalam keterangan persnya pada Jumat, 24 Januari 2025.

Putu menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar sebagai salah satu penghasil minyak atsiri terbesar di dunia. Oleh karena itu, Kemenperin bertekad untuk mendorong hilirisasi produk ini guna meningkatkan nilai tambah dan daya saing di pasar internasional.

Menurutnya, fasilitas PFF Bali akan memberikan manfaat langsung bagi petani, pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), startup, serta pengembang produk berbasis minyak atsiri.

"PFF Bali juga akan menjadi wadah kolaborasi lintas sektor, baik di tingkat lokal maupun internasional," tambahnya.

Bali dipilih sebagai lokasi PFF mengingat potensi besar sektor pariwisata, terutama dalam bidang spa dan wellness. Berdasarkan data Asosiasi Spa Indonesia (ASPI), lebih dari 4.000 pelaku usaha spa di Bali bergantung pada produk aromaterapi berbasis minyak atsiri.

"Dengan adanya PFF Bali, pelaku usaha di sektor ini dapat mengakses produk berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan daya saing industri pariwisata Bali," jelas Putu.

PFF Bali akan berlokasi di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, yang merupakan unit kerja di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin. Kepala BPSDMI, Masrokhan, menyatakan bahwa pembukaan PFF Bali merupakan langkah besar yang akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi industri, tetapi juga bagi perkembangan ekonomi dan budaya Bali serta Indonesia secara keseluruhan.

Masrokhan juga menambahkan bahwa PFF Bali diharapkan dapat menjadi pionir dalam menciptakan inovasi produk flavor dan fragrance yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

"Kami berharap PFF Bali menjadi tempat bagi para ahli dan profesional untuk mengembangkan solusi baru yang bermanfaat bagi masyarakat dan industri," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BDI Denpasar, Arga Mahendra, memastikan bahwa PFF Bali akan beroperasi secara optimal dan terus berkembang.

"PFF Bali didorong oleh beberapa tujuan utama, di antaranya fasilitasi pendampingan, promosi dan pemasaran, peningkatan kapasitas SDM industri, serta katalisasi inovasi," ujar Arga.

Keberadaan PFF Bali diharapkan dapat mendorong tumbuhnya industri hilir minyak atsiri, menghasilkan produk unggulan yang kompetitif di pasar domestik dan internasional, serta meningkatkan nilai tambah produk minyak atsiri, seperti flavor, fragrance, dan wellness. PFF Bali juga bertujuan untuk mendukung ekspor produk berbasis minyak atsiri dengan standar tinggi, serta memperkuat daya saing sektor pariwisata Bali melalui kolaborasi dengan industri spa, wellness, hotel, dan wewangian.

Kemenperin juga menekankan pentingnya sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk asosiasi seperti Dewan Atsiri Indonesia, Asosiasi Flavor and Fragrance Indonesia, Asosiasi Aromaterapi Indonesia, serta Asosiasi Spa Indonesia. Selain itu, Kemenperin akan menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi yang mendukung transformasi industri minyak atsiri.

"Pencapaian PFF Bali sangat bergantung pada kerja sama yang erat antara pemerintah, asosiasi, pelaku usaha, dan akademisi. Kami yakin, sinergi ini akan menghasilkan produk berkualitas tinggi yang tidak hanya memenuhi standar global, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal Indonesia," tandas Putu. ***

Baca berita dan artikel Indomedia.co lainnya di Google News

Ikuti berita dan artikel lainnya di Saluran WhatsApp Indomedia.co

Editor
: Suwardi Sinaga
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru