Kebakaran Hebat Landa California Amerika Serikat
Suwardi Sinaga - Sabtu, 11 Januari 2025 15:21 WIB
Petugas pemadam kebakaran memadamkan Kenneth Fire di bagian West Hills Los Angeles, Kamis, 9 Januari 2025.
indomedia.co -Kebakaran hebat melanda Negara Bagian California, Amerika Serikat sejak Selasa, 7 Januari 2025. Wakil Presiden AS Kamala Harris menyebut kebakaran hebat itu seperti kiamat.
Pihak berwenang di California mengatakan sedikitnya 10 orang tewas dalam kebakaran hutan besar-besaran yang melanda Kota Los Angeles.
Pemeriksa medis Los Angeles County, Kamis malam, 10 Januari 2025, mengumumkan jumlah kematian baru, yang meningkat dua kali lipat dari laporan sebelumnya. Para pejabat memperingatkan bahwa jumlah tersebut bisa bertambah setelah api berhasil dikendalikan dan para pekerja dapat menyisir reruntuhan.
Dilansir dari VOA Indonesia, operasi pemadaman kebakaran berlanjut hingga malam hari. Memanfaatkan angin yang mereda, sejumlah helikopter yang menjatuhkan air untuk memadamkan api.
Dalam taklimat di Gedung Putih pada Kamis sore, Presiden Joe Biden bahwa sumber daya federal dan dana tambahan telah diberikan ke California untuk memadamkan kebakaran hutan. Biden menggambar bencana itu sebagai "kebakaran terburuk yang pernah melanda Los Angeles."
Biden mengatakan uang tersebut akan digunakan untuk menutupi semua biaya selama 180 hari untuk tempat penampungan sementara, pemindahan bahan-bahan berbahaya, gaji petugas pertolongan pertama dan tindakan-tindakan untuk melindungi nyawa.
Wakil Presiden Kamala Harris, mantan senator untuk California, juga berbicara pada taklimat tersebut.
Harris menggambarkan situasi di California sebagai "seperti kiamat" dan "sesuatu yang akan berdampak selama berbulan-bulan dan tahun-tahun mendatang."
Wakil presiden mempunyai rumah di zona evakuasi, tetapi belum jelas apakah rumahnya mengalami kerusakan.
Pihak berwenang mengatakan kebakaran hutan yang terjadi di dalam dan sekitar kota Los Angeles telah mendorong evakuasi hampir 180.000 orang, menghancurkan ribuan rumah, dan membakar puluhan ribu hektar lahan.
"Ini benar-benar badai api bersejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Wali Kota Los Angeles Karen Bass.
Dalam jumpa pers pada Kamis, pejabat kota dan kabupaten Los Angeles memberikan informasi terkini mengenai kebakaran tersebut dan upaya untuk mengendalikannya.
Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles Kristin Crowley mengatakan kepada wartawan bahwa angin kencang yang menyebabkan kebakaran sudah mereda sehingga petugas pemadam kebakaran dapat meningkatkan pengendalian dan melanjutkan operasi udara.
Sheriff Wilayah Los Angeles Robert Luna mengatakan kebakaran Palisades, Eaton, Hurst dan Lidia telah mendorong evakuasi hampir 180.000 penduduk, dan 200.000 penduduk lainnya berada di bawah perintah evakuasi.
Kepala Pemadam Kebakaran Crowley menyebut Kebakaran Palisades saja sebagai "salah satu bencana alam paling merusak dalam sejarah Los Angeles." Para pejabat mengatakan pada Kamis bahwa lebih dari 5.000 rumah dan bangunan lainnya telah musnah di Palisades.
Sebuah layanan pemeringkatan kredit nasional terkemuka juga punya pandangan serupa. Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, layanan kredit Morningstar-DBRS mengatakan perkiraan awal menunjukkan kebakaran dapat mengakibatkan kerugian properti lebih dari $8 miliar.
Mengutip pejabat pemadam kebakaran setempat, Morningstar-DBRS mengatakan kebakaran telah menghancurkan lebih dari 1.100 rumah dan mengancam lebih dari 28.000 bangunan. Organisasi tersebut, yang memantau dan mengevaluasi risiko, memperkirakan kebakaran akan berdampak buruk terhadap perusahaan asuransi properti di California. Namun, dampaknya masih bisa dikendalikan. ***
Baca berita dan artikel Indomedia.co lainnya di Google News
Ikuti berita dan artikel lainnya di Saluran WhatsApp Indomedia.co
Editor
: Suwardi Sinaga
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Kebakaran Baru Landa Los Angeles
Hari Pertama Jadi Presiden AS, Trump Langsung Main Pecat
Trump Terapkan Tarif ke Uni Eropa dan Bea Masuk 10 Persen untuk China
Houston dan New Orleans Dilanda Badai Salju Langka
DPR akan Bahas Wacana Donald Trump Relokasi Warga Gaza ke Indonesia
Trump Tunda Pelarangan TikTok di AS
Komentar