Puluhan Buaya Lepas dari Penangkaran di Batam, Ini Respons Singapura
Suwardi Sinaga - Minggu, 19 Januari 2025 21:30 WIB

Ilustrasi Foto: Unsplash
Setidaknya 23 buaya telah ditangkap sejauh ini.
indomedia.co -Puluhan ekor buaya lepas dari sebuah penangkaran di Pulau Bulan, Kecamatan Bulang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Senin, 13 Januari 2025.
Puluhan buaya itu lepas akibat hujan lebat selama tiga hari, yang menyebabkan beberapa bagian pagar di sekitar penangkaran runtuh.
Pulau Bulan, tempat penangkaran buaya, berjarak sekitar 30 km dari pulau rekreasi lepas pantai Sentosa, Singapura.
Badan Taman Nasional (NParks) Singapura memantau insiden yang melibatkan beberapa buaya yang lepas.
Dilansir dari The Straits Times, Minggu, 19 Januari 2025, Direktur Pengelolaan Satwa Liar NParks, How Choon Beng, mengatakan kepada The Straits Times pada Sabtu, 18 Januari 2025, bahwa masyarakat harus melaporkan setiap pertemuan dengan buaya kepada badan hukum.
Tidak jelas berapa banyak buaya yang lepas, namun menurut CNN Indonesia, setidaknya 23 ekor telah ditangkap sejauh ini, yang mengidentifikasi reptil tersebut sebagai buaya air asin.
Presiden Herpetological Society of Singapore, Kannan Raja, yang mempelajari reptil dan amfibi, mengatakan buaya air asin berenang ke laut untuk mencari makanan dan sebagai bagian dari pola pergerakan alami mereka.
Tetapi meskipun mereka dapat mencapai Singapura dari Batam, itu tidak berarti mereka akan melakukannya, imbuhnya.
Kannan menunjukkan bahwa ada banyak pulau kecil antara Batam dan Singapura, dan buaya-buaya itu akan memiliki banyak rute untuk dilalui.
"Mungkin akan ada penampakan jika mereka sampai di sini, tetapi saya rasa ini bukan alasan untuk khawatir atau menghindari daerah pesisir," ujarnya.
Kannan mengatakan bahwa jika melihat buaya, maka harus menjauh perlahan dan menjaga jarak aman.
"Jangan mencoba mendekati atau mengintimidasi buaya, atau berinteraksi dengannya. Seperti banyak peringatan dari negara-negara lain yang dihuni buaya, menghindari adalah kebijakan terbaik," katanya.
Ia menambahkan bahwa jika buaya muncul di daerah yang sering dikunjungi orang dan jauh dari Sungai Buloh atau Kranji – tempat hewan-hewan ini biasanya terlihat – sebaiknya beri tahu NParks.
How dari NParks menyarankan masyarakat untuk memperhatikan rambu-rambu peringatan dan pemberitahuan peringatan yang dipasang di daerah-daerah tempat buaya terlihat.
Stephen Beng, Ketua Komunitas Friends of Marine Park – jaringan bisnis dan konservasionis yang mendukung taman laut – mengatakan komunitas tersebut memiliki protokol respons cepat, di mana kejadian seperti tumpahan minyak atau penampakan penyu disebarkan kepada semua pengguna secara tepat waktu.
Ia mengatakan bahwa ia yakin bahwa setiap penampakan buaya juga akan segera dilaporkan oleh komunitas tersebut, seraya menambahkan bahwa sejauh ini belum ada penampakan.
Ia menambahkan bahwa lautan, termasuk perairan Singapura, merupakan rumah bagi berbagai jenis satwa liar yang dapat bergerak melintasi batas negara.
"Kita harus menyadari keanekaragaman hayati kita, dan menyadari bahwa ekosistem melampaui batas geografis," jelasnya.
Sementara itu, menurut CNN Indonesia, nelayan pesisir di dekat peternakan telah berhenti menangkap ikan karena khawatir akan keselamatan mereka, karena telah terjadi penampakan buaya di sekitar laut dan sungai di dekat pemukiman penduduk. Beberapa nelayan membantu memburu buaya yang tersisa.
Media daring Ulasan.co melaporkan bahwa buaya terakhir yang ditangkap oleh nelayan berukuran sekitar 5 meter.
Siapa pun yang menemukan buaya di sini dapat menghubungi NParks di 1800-476-1600. ***
Baca berita dan artikel Indomedia.co lainnya di Google News
Ikuti berita dan artikel lainnya di Saluran WhatsApp Indomedia.co
Editor
: Suwardi Sinaga
SHARE:
Tags
Berita Terkait

Buaya Muara Terjerat Pancing Nelayan di Donggala

Bahlil Prihatin, Indonesia Impor Minyak dari Singapura

Penangkapan Buronan Kasus e-KTP Paulus Tannos di Singapura atas Permintaan Polri

Nilai Investasi Pabrik AirTag Apple di Batam Diperkirakan Hanya USD200 Juta

Empat Warga Tertimbun Longsor di Batam

Luhut Jalani Pemulihan di Singapura
Komentar